CHE SARA, TASARAH, WHAT EVER WILL BE, WILL BE LAH


Ah…..Corona hanyalah virus yang sangat mudah membunuhnya. Detergen jenis apa saja akan dapat membunuhnya, juga alkohol…Deterjen dan alkohol tak terlalu susah mencarinya kan?

Ah…..Corona tidak terlalu berbahaya. Angka kematian akibat terinfeksi pun secara global hanya 6 persen.

Ah……Corona jangan terlalu ditakutilah, banyak penyakit lain yang lebih berbahaya di banding corona.

Ah…..Corona tak akan menimbulkan sakit pada seseorang kalau imunitasnya bagus. Rajin rajinlah konsumsi makanan yang sehat, sayur2an seperti tauge dan brokoli, jamu jamuan, agar imun tubuh meningkat.

Ah…..Jangan terlalu cemaslah, si Coro tidak seseram yang dibayangkan, enjoy saja, tenang dan hadapi dengan berserah diri kepada Allah.

Serius kawan kawan, itulah hal hal yang saya sampaikan dipraktek, karena saat ini pasien yang datang berobat adalah pasien yang penuh kecemasan, penuh ketakutan, khawatir akan tertular si Coro. Mereka sudah stay at home, sudah rajin cuci tangan, kalau terpaksa keluar rumah sampai dirumah langsung mandi, tapi masih tetap khawatir 😔. Saya sampaikan hal itu kepada orang yang secara psikologis “sakit”. Berharap dengan menyampaikan hal seperti ini kekhawatiran mereka yang berlebihan berkurang.

Saya sebagai orang kesehatan juga menanamkan hal hal seperti diatas dalam hati, karena saya khawatir, disaat orang dirumah saya tetap harus berhadapan dengan orang yang sakit. Point..ah…..ah….ah…ah diatas adalah buat menenangkan hati saya, usaha saya buat berdamai dengan kondisi ini, cara saya untuk mengalihkan kekhawatiran tertular, cara saya tetap bersemangat buat praktek menghadapi orang orang sakit dan cara saya buat membuktikan bahwa saya tak takut dengan si Coro ini.

Tapi………..Bambaaaaaaaannnng
Cara ini tak cocok buat masyarakat santuy +62 ini. Tak cocok buat masyarakat “Tenang” seperti yang saya tulis sebelumnya Bambaaaaangg 😡, yaitu masyarakat yang tenang tenang saja ngumpul di jalan jalan beramai ramai keluar naik motor, berboncengan, tanpa masker.

Para pembeli takjil yang tenang saja bergerombol ditempat penjual takjil yang juga tenang tenang saja.

Anak anak muda tenang tenang saja ngupi ngupi di kafe dengan ketawa cekakakan tanpa beban apa apa, nggak sadar kalau butiran liurnya diumbar kemana mana.

Orang orang dipasar yang tenang saja belanja kebutuhan harian desak desakan, tanpa masker, tenang tanpa kecemasan.

Tipikal alay, penggemar McD yang tenang tanpa takut sedikitpun ngumpul rame rame menyalakan lilinn berduka atas wafatnya McD Sarinah.

Orang orang yang tenang tenang saja memimpin ibadah walaupun sudah terpapar corona…….dan orang orang yang tenang tenang lainnya Bambanggggggg 😡
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214062261345361&id=1676709874.

Orang orang seperti mereka tetap harus dipapari “rasa takut”, karena dari rasa takut ada sebuah ekspektasi akan adanya antisipasi dari bahaya yang mungkin muncul, dengan adanya rasa takut mereka tentu akan lebih waspada, kecuali mereka memang sudah kehilangan area Amiygdala otaknya😡 .

Rasa takut diberikan kepada mereka dengan mensosialisasikan secara masif resiko resiko tindakan tindakan konyol mereka, resiko terhadap diri mereka, resiko kepada keluarga, resiko kepada masyarakat. Apakah cukup dengan itu saja??. tentu tidak, sosialisasi masif harus diiringi dengan pemberian sanksi yang tegas, seragam, tanpa pandang bulu, oleh penguasa yang memang mempunyai wewenang untuk itu. Kalau itu tidak dilakukan maka bersiap siaplah si Corona akan ber merajalela di bumi Indonesia.

Kalau itu yang terjadi, mau apa lagi….kami cuma bersikap…., seperti kata The Beatles “Let it be” Let it be lah…..atau kata Jose Felliciano “Che sarà, che sarà, che sarà Che sarà della mia vita, chi lo sa? yang di adaptasi Syamsi Hasan “Tasarah, tasarah….tasaraaaaaaaaaaah, tasaralah kini apo nan kata jadi”….wak acuahnje nyeh, wak cuek je nyeh kato Upiak Isil.

Grrrhh Cuka Cuka Lodeh

Tinggalkan komentar